PorosBekasi.com – Bencana tidak hanya merusak rumah dan infrastruktur, tetapi juga memutus denyut kehidupan warga.
Itulah yang terjadi di sejumlah desa di Aceh Utara dan Gayo Lues, ketika akses jalan terputus dan sumber air bersih lumpuh akibat bencana alam.
Di Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, warga di belasan desa sempat berada dalam kondisi rentan setelah akses air bersih terganggu. Aktivitas harian tersendat, sementara kebutuhan dasar tetap harus dipenuhi. Untuk menjawab situasi tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama TNI bergerak melakukan pemboran sumur air bersih.
Langkah ini menjadi penopang utama bagi warga yang selama berhari-hari bergantung pada sumber air terbatas.
Pemboran sumur dinilai sebagai jalan keluar paling realistis untuk memastikan keberlangsungan hidup masyarakat pascabencana, sekaligus mencegah munculnya krisis kesehatan.
Kondisi serupa terjadi di Kabupaten Gayo Lues. Sejumlah desa di Kecamatan Pantan Cuaca dan Blang Jerango terisolasi setelah akses jalan utama rusak.
Mobilitas warga terhenti, distribusi logistik tersendat, dan layanan publik sulit menjangkau wilayah tersebut.
BNPB kemudian mendorong pembangunan jalan alternatif dari Desa Tetukah menuju desa-desa terdampak seperti Tetingi, Remukut, Kuning Kurnia, dan Senderen.
Jalan darurat ini menjadi satu-satunya harapan agar wilayah yang terisolasi kembali terhubung dengan pusat aktivitas pemerintahan dan ekonomi.
Panjang jalur alternatif yang dikerjakan mencapai sekitar dua kilometer. Proses pengerjaan menghadapi medan pegunungan dan cuaca ekstrem, namun progres dilaporkan berjalan signifikan dan hampir rampung. Jalan tersebut ditargetkan segera tersambung kembali dengan ruas jalan provinsi di Desa Remukut.
Untuk mempercepat pembukaan jalur, BNPB menyiapkan tambahan alat berat berupa ekskavator yang akan ditempatkan di Desa Kuning, Kecamatan Rikit Gaib.
Jalur akan dibuka dari dua arah agar konektivitas antardesa dapat segera dipulihkan secara menyeluruh.
Kondisi ini menjadi pengingat bahwa akses air bersih dan jalan bukan sekadar fasilitas, melainkan fondasi ketahanan warga saat bencana datang. Tanpa keduanya, desa-desa rawan terjebak dalam isolasi berkepanjangan.
BNPB menegaskan, pemulihan pascabencana tidak berhenti pada penanganan darurat, tetapi harus memastikan warga kembali memiliki akses hidup yang layak.
Dengan terbukanya jalan dan tersedianya air bersih, masyarakat di Aceh Utara dan Gayo Lues diharapkan mampu bangkit lebih cepat dan tidak kembali terjebak dalam kerentanan yang sama di masa mendatang.







Tinggalkan Balasan