PorosBekasi.com – Tangisan kecil balita berinisial SNH memecah keheningan malam di ruang gawat darurat RSUD Kota Bekasi.
Balita berusia satu tahun itu terkulai lemah di pangkuan ibunya, dengan selang infus menancap di tangan mungilnya.
Tak ada ranjang, tak ada ruang rawat inap yang layak, hanya kursi besi dingin yang menjadi tempat istirahat darurat bagi sang bayi dan ibunya.
Pemandangan itu terasa ganjil sekaligus memilukan. Seorang bayi dengan infus di tangan seharusnya berada di ruang perawatan yang steril dan nyaman, bukan di kursi ruang tunggu yang keras dan dingin. Namun begitulah kenyataannya di RSUD Kota Bekasi.
Berdasarkan foto dan informasi yang diterima redaksi Porosbekasi.com, bukan hanya SNH yang mengalami nasib serupa.
Tercatat ada tiga balita lain yang sudah tiga hari berada di ruang IGD tanpa mendapatkan kamar rawat inap.
Para orangtua terpaksa bergantian memangku anak-anak mereka di kursi besi, menunggu keajaiban datang dalam bentuk ranjang kosong.
“Luar biasa RSUD Kota Bekasi, pelayanannya kepada Balita padahal,” ujar ibu SNH, Rabu, 8 Oktober 2025.
Kalimat itu menggambarkan kelelahan dan kekecewaan mendalam seorang ibu yang berharap anaknya mendapat perhatian layak. Ia tak meminta lebih, hanya ruang yang manusiawi bagi buah hatinya yang sedang sakit.
Hingga berita ini ditulis, Wakil Direktur RSUD Kota Bekasi, Yuli Arifin, belum memberikan penjelasan terkait kondisi pasien-pasien balita yang terkesan ditelantarkan di ruang IGD RSUD CAM Kota Bekasi.
Sementara itu, di ruang yang pengap dan penuh sesak itu, para orangtua masih terus menunggu, antara harapan dan putus asa, agar anak-anak mereka bisa segera mendapatkan haknya, yaitu perawatan yang layak dan penuh kasih.
Tinggalkan Balasan