Dalam pos

PorosBekasi.com – Program Penataan Lingkungan RW Bekasi Keren yang digagas Pemerintah Kota Bekasi dengan janji pemberian dana hibah sebesar Rp100 juta per RW dinilai kurang realistis. Persyaratan administratif yang ditetapkan justru membuat banyak RW kesulitan untuk bisa mengakses bantuan tersebut.

Sesuai ketentuan Pemkot Bekasi, setiap RW penerima hibah wajib memiliki bank sampah sebagai salah satu syarat utama. Namun faktanya, tidak semua RW memiliki fasilitas tersebut. Dengan demikian, syarat itu justru membuat program yang semestinya menyentuh seluruh lapisan masyarakat menjadi tampak elitis dan sulit dijangkau.

Padahal, membangun bank sampah bukan perkara mudah. Dibutuhkan perencanaan matang, sumber daya manusia yang siap, serta lahan yang memadai. Bagi RW di kawasan perumahan, hal ini mungkin bukan kendala besar karena mereka memiliki akses terhadap fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos-fasum).

Namun bagaimana dengan RW di wilayah perkampungan padat penduduk? Di banyak titik, bahkan kantor RW saja sulit ditemukan, apalagi menyediakan lahan untuk bank sampah. Kondisi ini memunculkan pertanyaan: apakah program ini hanya akan berpihak pada RW di kawasan perumahan yang relatif lebih mapan?

Ironisnya, justru RW di lingkungan perkampungan yang paling membutuhkan perhatian Pemkot Bekasi. Jalan lingkungan di kawasan tersebut banyak yang rusak, drainase buruk, dan pengelolaan sampah belum tertata. Sementara itu, RW di perumahan cenderung sudah lebih tertib dan memiliki fasilitas yang memadai.

Jika Pemkot Bekasi tetap memaksakan pendirian bank sampah sebagai syarat mutlak pencairan hibah, maka hanya sedikit RW yang bisa memenuhi kriteria tersebut. Akibatnya, tujuan utama program untuk menata lingkungan justru tidak tercapai.

Pada akhirnya, program yang digadang-gadang sebagai inovasi Wali Kota Bekasi Tri Adhianto dan wakilnya Abdul Harris Bobihoe ini berpotensi menjadi sekadar formalitas politik. Janji Rp100 juta per RW yang dulu dielu-elukan bisa jadi hanya bentuk pelunasan simbolik terhadap janji kampanye, karena, seperti kata pepatah, janji adalah hutang.

Porosbekasicom
Editor